Re-cap Dua Hari

Dalam dua hari ini ada dua berita buruk bagi kita kaum muslimin di Indonesia.

Pertama, berita eksodus bedol desa karena para warganya yang menganut suatu tarekat meyakini akan terjadi kiamat dalam waktu dekat. Pimpinan pondok pesantren yang menjadi jujugan tarekat tersebut sudah dikonfirmasi dalam sebuah berita TV dan dia menyatakan bahwa prediksi kiamat yang mengatasnamakan dirinya itu adalah hoax, disebarkan tanpa sepengetahuan dan seizinnya.

Kemudian si pimpinan pondok tersebut menglarifikasi bahwa orang-orang yang eksodus ke tempatnya itu sebenarnya bukan karena prediksi kiamat tapi karena prediksi akan jatuhnya meteor di daerah mereka. Klarifikasi yang dilakukan secara live melalui telekonferensi berita TV ini terdengar seperti guyonan saja. Kiamat atau meteor, dua-duanya sama-sama ridiculous.

Meskipun tak masuk akal sehat, baik akal sehat secara syar’i maupun akal sehat saintifik, ternyata ada banyak pengikutnya. Buktinya bisa terjadi bedol desa. Orang-orang sedesa berduyun-duyun pindah dan menjual asetnya. Haaahhh… -_-

Padahal adalah pelajaran dasar dalam bab rukun iman, bahwa yang mengetahui masa depan/ hal gaib mutlak hanyalah Allah serta segelintir orang yang Allah beri tahu kabar gaib tersebut dari golongan para nabi dan rasul. Sepertinya orang-orang tarekat tersebut tidak memahaminya. Lalu, apa yang selama ini mereka pelajari? Hmmmmm…

Berita yang kedua adalah yang lebih berat di hati. Aksi terorisme yang menimpa saudara-saudara kita yang hendak melaksanakan shalat Jumat di dua masjid di Christchurch New Zealand. Lusinan muslim meninggal dalam aksi penembakan teroris tersebut, termasuk anak-anak, ibu-ibu, dan simbah-simbah turut menjadi korbannya. Yang lebih mengagetkannya lagi, detik-detik penembakan itu disiarkan secara live di facebook oleh si teroris laknatullah. Semoga Allah menjadikan kaum muslimin yang meninggal sebagai orang-orang yang gugur sebagai syuhada’.

Setidak-tidaknya dua bencana kemarin bisa membuka mata-mata kita bahwa ada dua dua hal yang mengancam kaum muslimin secara nyata. Satu dari luar dan satu lagi dalam. Dari luar kita akan dapati orang-orang kafir harbi yang berusaha menghancurkan islam dengan membunuh fisik kaum muslimin. Dari dalam kita temui aliran-aliran sesat yang menghancurkan islam dengan merusak akidah dan pemahaman kaum muslimin.

Dua-duanya sama-sama berbahaya dan tidak ada yang boleh dipandang remeh.

Kejadian ini juga menjadi cue untuk kita agar berhenti bermalas-malasan dan mulai kembali belajar. Belajar agama kita dengan benar. Bukan hanya asal belajar, karena toh orang-orang yang terseret aliran sesat itu adalah orang yang asal-asalan belajar. Belajarlah tentang islam yang otentik, yang murni sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabat-sabatnya sebagai generasi pertama kaum muslim. Ajaran itu adalah ajaran islam yang murni dan otentik, tanpa penambah-nambahan yang mengada-ngada, tanpa juga pengurangan. Pas dan sempurna.

Tidak berhenti hanya di belajar secara akal. Kita juga harus mulai belajar melatih fisik untuk bersiap-siap menghadapi serangan orang-orang kafir harbi, orang kafir yang memerangi kaum muslimin.

Tentunya kita sama sekali tak berharap terjadi peperangan, tapi setelah melihat aksi terorisme kemarin, bukannya tak mungkin kita akan mendapat serangan mendadak di saat-saat damai seperti sekarang. Pepatah mengatakan: “It’s better to be a warrior in a garden than a gardener in war.”

Keep learning & stay vigilant.


Sempat saya terpikir, “Kapan ya kita bisa hidup tenang dan damai. Tanpa ada orang-orang sesat dan tidak ada orang yang menyerang. Damai sempurna, semuanya dalam keadaan baik dan menyenangkan.”

Tapi sedetik kemudian saya menyadari bahwa pikiran saya ternyata sedang mendeskripsikan surga. Iya, kesenangan dan kedamaian yang sempurna itu tempatnya hanya di surga. Bukan di dunia.

Kita tidak diciptakan di muka bumi ini untuk bersenang-senang. Sebaliknya, kita eksis di atas dunia ini adalah untuk diuji. Dunia adalah tempat ujian maka memang seharusnya ada hal-hal seperti ini terjadi. Memang buruk dan berat di hati, tapi it’s supposed to be like this.


الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapakah di antara kalian yang paling baik amalannya. Dan Dia adalah maha perkasa dan pemaaf.
Bapak yang mengangkat tangannya ke langit di foto tersebut, hari ini telah dikabarkan wafat.
Advertisement

Author Note#4: Short Update

Blog ini sudah lama tidak saya update, padahal banyak sekali yang sebenarnya ingin dituliskan. Ada apa gerangan? Sibuk? Iya sibuk, tapi tidak terlalu sibuk sebenarnya, masih ada sangat cukup waktu untuk sekadar menulis sebuah blog post.

Hanya saja saya belakangan ini semakin menyadari bahwa di atas langit ada langit dan apa yang terlihat di hadapan saya saat ini adalah langit yang bertumpuk-tumpuk tinggi. Ketika ingin membuat tulisan di blog saya jadi merasa agak ‘konyol’. Orang selevel saya mestinya sibuk belajar, bukan sibuk komentar. Bukankah membuat tulisan itu sama seperti bicara dan komentar?

Tipe orang yang saya benci selama ini adalah orang-orang bodoh yang banyak bicara serta komentar, dan ternyata tanpa disadari saya pelan-pelan berubah menjadi tipe orang seperti ini, bodoh dan banyak komentar.

Sekali dua kali saya masih memantau tulisan-tulisan blog yang muncul di feed twitter dan saya sering merasa cringe dengan tulisan-tulisan itu (tanpa bermaksud & berprasangka jelek pada penulisnya). Yang mana tulisan-tulisan itu ditulis orang yang sering kali terburu-buru komentar menanggapi isu dan kejadian yang viral. Semakin viral isunya, semakin cepat komentarnya, semakin lakulah tulisannya, bukankah begitu mindset yang ada di kepala kita? Padahal jika kita membuka penjelasan para ulama, salah satu ciri orang bodoh adalah cepat berkomentar. Orang-orang cerdas dan berilmu menahan diri dari berkomentar sebelum memahami betul permasalahan. Jika ternyata mereka tidak kompeten dalam masalah itu, maka mereka akan diam, no comment, dan menyerahkannya pada ahlinya.

Nah kita saya? Tidak kompeten tapi banyak komentar. Bodoh sekali.

Makanya, saat ini adalah saatnya untuk diam dan belajar, saya belum berhak untuk sering cuap-cuap berkomentar. Tahu diri.

Satu lagi yang saya sadar ketika berhenti menulis adalah bahwa ternyata selama ini saya sering kali tidak ikhlas dalam membuat tulisan. Ada banyak tulisan-tulisan yang saya buat semata-mata untuk meninggikan diri sendir, agar dipandang wah dan hebat. Tulisan yang tidak berfaedah dan semestinya tak pernah ada. Mengaku saja, anda pernah juga kan membuat tulisan begitu? Membuat tulisan agar kita bisa merasa hebat. Semestinya sebelum membuat tulisan kita perhatikan niat yang ada dalam hati, apakah sudah benar? apakah perlu ditata? apakah tulisan ini memang benar-benar harus dibuat? apakah ini cuma self gratification?

Karena hal-hal itulah saya memutuskan untuk break dulu dari menulis di blog. Setelah kembali menata niat dan menambah ilmu mungkin saya akan kembali menulis di sini dengan versinya yang sedikit lebih dewasa, semoga.

Resolusi Agustus

Akhirnya bulan Agustus tiba juga. Awal bulan seperti ini bagus untuk masang resolusi baru. Dan inilah saya, memasang resolusi untuk bulan Agustus. Rencananya resolusi ini bukan cuma untuk bulan Agustus, tapi juga untuk bulan-bulan lain setelahnya. Tapi karena mulainya di bulan Agustus mari kita namai saja ‘Resolusi Agustus’.

Saya jarang menuliskan resolusi sebenarnya. Ga pernah malahan. Ini yang pertama kalinya. Semoga dengan dituliskan nantinya jadi lebih mudah dikontrol. Barangkali juga nanti di antara teman-teman pembaca ada yang ikutan menjalaninya? Bisa jadi. Menjalankan resolusi bersama-sama rasanya jadi lebih ringan.

Jadi inilah resolusi Agustus:

Single Tasking

Katanya generasi milennial adalah generasi yang ahli dalam multi-tasking. Masa? Buat saya, sebagai salah seorang milennial, generasi milennial bukanlah generasi yang ahli multi-tasking, tapi generasi yang ahli untuk tidak fokus.

Apa bedanya? Bedanya, multi-tasking adalah mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Sedangkan kita milennial, benar mengerjakan beberapa sekaligus, tetapi yang dikerjakan bukanlah pekerjaan, melainkan mainan.

Jika multi-tasking contohnya adalah kita memasak air sambil membaca buku. Maka kita milennial memasak sambil main twitter. Belajar sambil buka facebook. Kerja sambil dengerin youtube. Multi-tasking tapi bukan multi-tasking.

Pekerjaan saya tiap harinya berhubungan dengan komputer dan internet, dan yak, bisa ditebak, saya multi-tasking sambil mendengarkan sesuatu. Kadang sambil mendengarkan podcast, youtube, atau yang lainnya. Pokoknya mendengarkan orang lain ngomong, supaya ga merasa bosan.

Memang, akhirnya tidak terasa bosan, tapi saya merasa tidak menikmati. Tidak menikmati apa yang dikerjakan dan tidak menikmati apa yang didengar. Dua-duanya menjadi kacau. Tidak mindful, alias tidak mengerjakan semuanya dengan sepenuh hati.

Karenanya, resolusi Agustus yang pertama adalah: saya akan menjadi seorang yang bekerja single tasking. Mengerjakan satu pekerjaan saja dalam satu waktu. Setelah selesai baru beralih ke yang lainnya. Satu pekerjaan dengan sepenuh hati. Tidak sambil mendengarkan ini ataupun itu.

No Screen in Bed

Resolusi Agustus yang kedua adalah: saya tidak akan memasukkan gadget ke dalam kamar. Kamar dan kasur murni untuk beristirahat, bukan untuk browsing internet ataupun sosmed. Semua gadget: HP, tablet, dan laptop harus berada di luar kamar.

Saya pertama kali mendengar istilah ‘no screen in bed‘ ini dalam sebuah video dokumentar tentang internet addiction. Bagaimana para konsumen, orang-orang biasa seperti kita, tidak bisa lepas dari gadget mereka. Sedangkan banyak pembesar dunia IT dan pemilik perusahaan IT besar malah membatasi penggunaan gadget anggota keluarga mereka. Saya lupa siapa pemilik aturan ini, entah Bill Gate atau Steve Jobs atau orang yang lain. Dia memberlakukan aturan ini di rumahnya. Tidak boleh ada monitor yang masuk ke dalam kamar. Kamar murni sebagai tempat beristirahat.

Awal tahun ini, saya pernah mencoba, menjauhkan semua gadget dari kamar. Selama 2 minggu kalau tidak salah. Dan hasilnya melebihi ekspektasi. Kualitas tidur rasanya langsung meningkat drastis. Tidur terasa enak dan cukup. Karena istirahatnya cukup maka saat bangun rasanya semangat. Perasaan yang susah dijelaskan. Intinya: enak.

Membawa gadget ke tempat tidur bukan hanya mengurangi kualitas tidur tapi juga memancing kita membuka hal-hal yang tidak seharusnya dibuka. Karena waktu malam menjelang tidur pikiran kita sudah lelah, akibatnya kita tidak terlalu bisa mengontrol diri. Malah membuka situs atau akun sosmed orang-orang yang bisa meracuni. Membuat sedih dan sumpek.

Dulu, saat menjalani aturan ini saya merasakan sakaw, alias saat mau tidur kepingin sekali ngambil HP atau tablet, rasanya tangan gatal, kepingin sekali buka internet. Sepertinya saya akan kembali merasakan sakaw saat kembali menerapkan aturan ini.

Bagi yang tinggal di kos dan hanya punya satu kamar, mungkin aturan ini bisa dimodifikasi. Yaitu: tidak memegang gadget saat berada di kasur. Penggunaan kasur dan gadget tidak boleh digabung. Kalau pakai gadget, ya gadget saja. Kalau pakai kasur ya kasur saja.

Air Putih

Beberapa hari yang lalu, tetangga tepat samping rumah saya meninggal. Sakit diabetes. Rasa-rasanya banyak sekali orang-orang di sekitar saya yang menderita diabetes. Berarti ada yang salah dengan pola hidup kita.

Saya pernah menonton sebuah video yang agak berbau konspirasi. Di sana mereka menyebutkan bahwa dulu saat penyakit macam diabetes, darah tinggi, stroke, dkk meningkat besar-besaran, ada satu riset yang meneliti apakah penyebabnya. Hasil riset ini mengatakan bahwa yang menyebabkan melonjaknya jumlah penderita penyakit itu adalah konsumsi gula. Zaman itu, kristal gula alias ekstrak gula baru-baru saja diproduksi secara komersil besar-besaran. Saat gula itu masuk dalam diet masyarakat, merebaklah berbagai macam penyakit tadi.

Di saat yang sama, para produsen gula dan makanan juga ikut membuat riset. Mereka membuat laboratorium sendiri atau membiayai laboratorium lain untuk melakukan riset yang sama. Hasil dari riset mereka mengatakan bahwa lonjakan penderita penyakit tadi disebabkan oleh konsumsi lemak. Sehingga pola makan yang baik seharusnya adalah pola makan yang rendah lemak.

Bagian konspirasinya adalah: perusahaan gula dan para perusahaan makanan & minuman itu membuat dan membiayai riset sengaja untuk mengalihkan masyarakat bahwa penyebab peningkatan jumlah pesakitan adalah gula dan makanan manis yang mereka produksi. Mereka berusaha menyalahkan lemak. Dan mereka mulai menyebarluaskan hasil riset mereka sendiri. Memasukkannya ke koran-koran, majalah, dan televisi. Di saat yang sama, berusaha menenggelamkan satu riset yang menyalahkan gula.

Terlepas dari benar tidaknya kospirasi ini, ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu: manusia sudah terbiasa mengonsumsi lemak sejak zaman dahulu sekali, saat manusia sudah mengonsumsi hewan mereka sudah mengonsumsi lemak, dan tidak ada masalah asalkan tidak sangat berlebihan. Sedangkan gula, ekstrak gula baru di produksi secara komersil tidak sampai lima ratus tahun yang lalu, dan ketika ekstrak gula itu masuk ke dalam kehidupan masyarakat dan menyentuh setiap sisi makanan mereka, maka merebaklah penyakit semacam diabetes dan semisalnya. Dan ini sudah sangat terlihat di orang-orang sekitar saya, penderita diabetes dimana-mana.

Oleh karena itu, resolusi agustus saya yang terakhir adalah mengganti semua minuman dengan air putih. Dengan sekali-sekali minuman selain air putih yang tanpa tambahan gula. Teh tawar atau jus atau yang lainnya yang tanpa gula. Tidak apa-apa manis asalkan manisnya alami. Saya rasa ini adalah resolusi yang paling berat karena saya terbiasa minum yang manis: teh manis, susu manis, dll.

Jadi tiga itulah yang menjadi resolusi saya bulan Agustus ini. Resolusi ini akan dimulai bersamaan dengan saya meng-upload tulisan ini. Semoga semua lancar dan berjalan sesuai harapan.

block

Mojosari, 5 Agustus 2018,

di malam yang berisik,

signature

 

 


| twitter | Instagram |

Author Note #3

Ok, saya tahu kalau pembaca blog ini tidak banyak. Atau malah jangan-jangan tidak ada pembacanya sama sekali? Hmm..mungkin. Tapi, apapun itu, untuk saat ini ijinkan saya berlagak menjadi seperti blogger yang punya banyak pembaca, haha. Jadi blog ini agak jarang di-update. Kenapa? Karena saya sedang sok sibuk. Bukan sok sibuk, tapi beneran sedang sibuk.

Saya sedang sibuk dengan pekerjaan. Kerjaan sedang banyak-banyaknya. Beberapa pekan terakhir ini saya sedang sibuk berurusan dengan copy writing. Jadi, meskipun blognya terlihat tidak di-update, saya tiap hari menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, menulis. Karena itu, setelah jam kerja selesai, mata dan pikiran rasanya lelah, padahal ada banyak ide-ide yang ingin saya tuliskan dalam blog ini.

Nah itu tentang pekerjaan. Selain pekerjaan, saya juga sedang sibuk mengerjakan proyek pribadi. Apa itu? Haha, ada lah. Sesuatu. Bukan sesuatu yang besar sih. Tapi cukup menyita hati dan menyita pikiran. Sehingga jadilah saya tambah sibuk.

Santai, kesibukan saya belum berhenti sampai di situ. Saya ada rencana mengambil sebuah ujian beberapa waktu mendatang. Maka dari itu, mulai sekarang harus belajar lagi. Mengulang pelajaran yang dulu pernah dipelajari. Selain itu, saya juga sedang mengasah sebuah skill. Skill apa itu? lagi-lagi rahasia. Yang pasti itu adalah skill yang selama ini bisa dibilang adalah ‘kelebihan’ yang saya miliki. Saya baru menemukan cara untuk meng-upgrade-nya menjadi lebih baik lagi. Oh, iya, saya juga sedang berusaha membaca beberapa kitab. Kitab lama yang dulu sudah pernah dibaca, cuma saya telaah ulang saja. Jadinya, selain sibuk dengan pekerjaan saya juga sibuk belajar.

Belum berhenti sampai di situ. Saya juga sedang sibuk membangun fisik. Rasanya selama ini saya cuma mengandalkan kepala saja. Keadaan fisik benar-benar terbengkalai. Saya sadar itu bukan hal yang baik, makanya saya mulai membangun fisik.  Saya ingin meng-upgrade tubuh yang saya kontrol ini. Untuk jaga-jaga juga, barangkali nanti terjadi perang atau jika ada panggilan berangkat ke medan perang maka saya sudah siap secara fisik. Jadi ini bukan membangun fisik macam body builder dan para gym enthusiast. Karena mereka kebanyakan melakukan work out alias latihan untuk alasan estetika, supaya berotot dan kelihatan macho atau apalah itu. Tujuan saya membangun tubuh ini ialah murni untuk fungsional, bukan estetika. Saya butuh tubuh dengan stamina, strength, dan agility yang mumpuni, yah kira-kira selevel dengan para tentara & prajurit yang layak turun ke medan perang.

Membangun fisik seperti ini sangat melelahkan. Tidak bisa dilakukan dalam satu hari dua hari. Satu bulan dua bulan juga belum cukup. Perlu waktu yang lama. Dan saya masih sangat jauh dari target. Ya salah saya juga sih, kenapa tidak dari dulu-dulu. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan?

Well, itulah excuse saya kenapa jarang meng-update blog ini. Padahal sebenarnya ada banyak sekali yang ingin saya tulis. Di dalam wordpress ini ada lebih dari tiga puluh draft tulisan yang entah kapan saya eksekusi. Tiap hari rasanya terlalu lelah. Dengan daftar kegiatan yang ada sekarang ini saja, beraktivitas dari jam 4 pagi sampai jam 11 malam rasanya belum cukup.

Oleh karena itu, saya butuh scheduling alias penjadwalan. Agar semua rencana bisa terlaksana dengan baik, butuh ada jadwal yang bagus. Aktivitas nge-blog di wordpress ini termasuk hal yang harus dijadwal. Maka melalui author note ini saya mengumumkan bahwa saya akan ngeblog alias membuat tulisan panjang hanya di akhir pekan saja. Bisa di hari Jumat dan Sabtu atau hari Sabtu dan Ahad. Pokoknya akhir pekan. Sebab, sepertinya traffic di wordpress ini ramai-ramainya di akhir pekan dan kerjaan saya juga libur saat akhir pekan, klop lah. Kalau hari-hari biasa mungkin cuma sempat komentar-komentar blog walking sedikit, atau malah mungkin juga tidak sempat.

Kemudian.

Untuk mengakomodir blog ini, saya memutuskan untuk membuat sosial media. Saya buat dua sosial media, dua yang paling populer saat ini. Tik tok dan musically. Twitter dan Instagram. Di follow ya, followernya masih kosong. #mengemisfollower haha. Tekan saja username saya di bawah.

Twitter: @almajasari

Instagram: @ahaidar_almajasari

Dua akun media sosial itu stalker-friendly. Hahaha. Alias keduanya tidak di-private. Anda bebas jika mau stalking. Saya kasihan jika ada pembaca yang ingin stalking, dia harus bersusah payah. Dengan adanya sosmed ini, anda para stalker tidak perlu bersusah payah lagi. Mau follow silahkan, mau lihat-lihat saja juga silahkan, mau tidak peduli juga tidak apa-apa.

Nanti lewat instagram, anda bisa meminjam mata saya untuk melihat dunia. Keren ya bahasanya? Hahaha. Anda bisa ikut melihat hal-hal yang sehari-hari saya lihat. Ikut melihat di sekitaran tempat saya tinggal. Melihat situasi real tempat-tempat yang seringkali menjadi setting dalam tulisan-tulisan blog ini. Anda juga bisa ikutan melihat hal-hal yang menginspirasi ditulisnya blog ini. Gimana, kedengarannya menarik kan? Tenang saja, tidak akan ada foto-foto pamer (semoga). Hidup saya terlalu normal dan biasa, sehingga tidak ada yang bisa dipamerkan.

Kalau twitter, isinya mungkin hanya tulisan-tulisan singkat yang spontan. Kalau di blog ini tulisannya relatif panjang dan dipikirkan dulu, di twitter kebalikkannya. Spontan dan on the spot. Karena itu, tulisan-tulisan di twitter jadinya akan lebih emosional dan jujur karena langsung ditulis tanpa diolah. Sepertinya di twitter saya, anda akan sering melihat twit yang menjadi benih-benih tulisan blog ini.

Dan terakhir, saya ingin menambahkan dua kategori baru di blog ini. Anda para pembaca via wordpress reader mungkin tak pernah tahu bahwa di blog saya ini terbagi beberapa kategori. Kategorinya memang tidak nampak jika dilihat lewat wordpress reader. Baru nampak jika anda lihat langsung di blog-nya. Anyway, ada dua kategori baru yang ingin saya tambahkan. Ada ide konten baru untuk blog ini. Pengantar untuk kategori baru itu mungkin akan saya terbitkan pekan depan, insya Allah.

Sudah itu saja untuk Author Note #3 ini. Kritik dan saran silahkan sampaikan langsung saja di komentar, atau bisa juga DM lewat twitter dan instagram. Haha, promo sosmed baru. Para pembaca blog ini sangat boleh untuk meminta follow back. Silahkan.